BIOKIMIA ENZIM
Enzim berasal dari kata EN-ZYME yang berarti dalam ragi.
Dihubungkan dengan aktivitas enzim dalam ragi, misalnya pada pembuatan
tape ketan atau ketela dengan menggunakan ragi roti. Enzim merupakan
suatu biokatalis, artinya suatu katalisator yang disintesis oleh
organisme hidup. Secara structural enzim adalah protein, sehingga
sifat-sifat protein dimiliki oleh enzim, seperti termolabil, rusak oleh
logam berat (Ag,Pb,Hg), terganggu oleh perubahan pH.
Aktivitas enzim umumnya bersifat spesifik. Nomenklatur yang mula-mula
digunakan sangat sederhana, yaitu dengan mencantumkan akhiran ase pada
nama substrat di mana enzim itu bekerja. Misalnya proteinase : yaitu
enzim yang bekerja pada protein, lipase : enzim yang bekerja pada lipid,
dsb. Ada pula yang mencantumkan akhiran ase pada jenis reaksinya,
missal oksidase yaitu enzim yang bereaksi secara oksidasi, reduktase
yaitu enzim yang bereaksi secara reduksi. Namun kesemuanya masih
memberikan kesimpangsiuran atau kurangtepatnya nomenklatur enzim;
sehingga IUB (International Union of Biochemistry) menganut satu aturan
kode dengan cara membagi enzim kedalam enam kelas, yaitu :
1. Oksidoreduktase :
Enzim yang mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi antara dua substrat
Ex : katalase (1.11.1.6 Enzim yang bekerja pada H2O2 : disebut H2O2 Oksidoreduktase)
1.1 bekerja pd gugus C-OH
1.4 bekerja pd gugus CH-NH2
1.9 bekerja pd gugus Hem
1.11 bekerja pd gugus H2O2
2. Transferase :
Mengkatalisis pemindahan gugus (selain H) antara sepasang substrat.
Ex : heksokinase (2.7.1.1 Pemindah gugus yang mengandung fosfat, misal ATP : D-heksosa-6 fosfo tranferase)
2.3 pemindah gugus asil trnsfr\
2.7 pemindah gugus fosfat
3. Hidrolase :
Mengkatalisis hidrolisis ikatan ester, eter, peptida, glikosil, anhidrida asam, c-c, c-halida, P-N.
Ex : pseudokolin esterase (3.1.1.8 asilkolin asilhidrolase)
4. Liase :
Mengkatalisis pemindahan gugus dari substrat, meninggalkan ikatan rangkap.
Ex : fumarase (4.2.1.2 L-malat-hidro-liase)
L-malat = fumarat + H2O
5. Isomerase :
Ex : triosafosfat isomerase
5.3.1.1 D-gliseraldehida-3 fosfat keto isomerase
6. Ligase :
Mengkatalisis penggabungan 2 senyawa diikuti oleh pemecahan ikatan piropospat dalam ATP atau senyawa yang sejenis.
Ex : glutamin sintase
6.3.1.2 L-glutamat : amonia ligase (ADP)
ATP – L-glutamat + NH43+ = ADP + ortofosfat — L glutamin
Keterangan :
• Digit I menunjukkan kelas; Digit II menunjukkan sub kelas; Digit III
menunjukkan sub sub kelas; Digit terakhir menunjukkan nama Enzim.
KOFAKTOR
Sejumlah besar enzim membutuhkan suatu komponen lain untuk dapat
berfungsi sebagai katalis. Komponen ini secara umum disebut kofaktor.
Kofaktor dapat dibagi lagi dalam tiga kelompok, yaitu :
a. gugus prostetik
b. koenzim
c. activator (ion-ion logam yang dapat atau mudah terlepas dari enzim)
a. GUGUS PROSTETIK
Adalah kelompok kofaktor yang terikat pada enzim, dan tidak mudah lepas
dari enzimnya, Contoh : Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) adalah gugus
prostetik dari enzim suksinat dehidrogenase
b.KOENZIM
1. Merupakan senyawa organik dengan berat molekul kecil; non protein
2. Stabil terhadap panas
3. Banyak diperlukan untuk aktivitas Enzim kecuali Enzim pencernaan (reaksi hidrolitik)
4. Terikat pada Enzim ada yang secara kovalen (prostetik) kebanyakan non kovalen
5. Dianggap sebagai substrat ke-2 :
Contoh : NAD,NADP,ATP,tiamin pirofosfat
- Pada reaksi Oksidasi – reduksi
Laktat + NAD+ —– piruvat + NADH+ + H+
(ko-substrat)
- berfungsi sebagai reagen pemindah gugus
Ex : D-G + A = A-G + D
Gugus fungsional G dipindah dari molekul D-G, ke molekul penerima A; melibatkan koEnzim;
D-G Co-E A-G
D Co-E-G A
Ex : transaminasi
Klasifikasi koenzim
1. Pemindah gugus H
NAD+ , NADP+, FMN, FAD As. Lipoat, co-Enzim Q
—- kebanyakan derivat vit. B dan adenosin monopospat.
2. Pemindah gugus selain H
Gula phosphat
CoA.SH
KoEnzim folat
KoEnzim kobomida (vit. B12)
As. Lipoat
Thiamin piropospat
Piridoksal pospat
Biotin
c. AKTIVATOR
Adalah ion-ion logam yang dapat terikat atau mudah terlepas dari enzim. Contoh K+, Mg++,Mn++, Cu++ atau Zn++
ISOZIM
Enzim dengan sifat-sifat kimia dan fisika yang berbeda tetapi mempunyai aktivitas katalitik yang sama
Contoh Isozim : laktat dehidrogenase (mengubah asam keto piruvat menjadi asam laktat)
• Proporsinya berubah secara bermakna dalam keadaan patologik
• Berbeda pada struktur kuartener
• Molekul oligomer terdiri dari 4 protomer dari 2 jenis, H dan M
• Molekul tetrametrik memiliki aktivitas katalitik
• Kemungkinan bentuk/urutan isomer :
HHHH ——- I1
HHHM ——- I2
HHMM ——- I3
HMMM —— I4
MMMM —— I5
ENZIM DALAM DIAGNOSIS KLINIK
* Enzim plasma fungsional :
Ex : lipoprotein lipase, pseudokolin esterase pro Enzim pembekuan dan pemecahan darah
Umumnya disintesis dalam hati; konsentrasi darah, sama atau sudah lebih tinggi dari jaringan
* Enzim plasma non fungsional :
– tidak melakukan fungsi fisioliogik yang dikenal
- substratnya sering tidak terdapat dalam plasma
- kadarnya jauh lebih rendah dari jaringan sehingga dapat membantu diagnostik dan prognostik klinik yang berharga
- berasal dari destruksi eritrosit, leukosit dan sel-sel lain
Penentuan aktivitas Enzim untuk bukti diagnostik :
1. Lipase :
kadar rendah — penyakit hati, def. Vit. A, DM
kadar tinggi — karsinoma pankreas dan pankreatitis akut
2. Amilase :
rendah – penyakit kati
tinggi – obstruksi usus tinggi, parotitis, diabetes, pankreatitis akut
3. Tripsin :
tinggi – penyakit pankreatitis akut (lebih sensitif)
4. Kolin esterase :
rendah — penyakit hati, malnutrisi, infeksi akut, anemia
tinggi — sindroma nefritik
5. Alkalin fosfatase :
tinggi – rakhitis, hiper paratiroidism, sarkoma osteoblastik, ikterus obstruksi,
karsinoma metastatik
6. Fosfatase asam :
tinggi – karsinoma metastatik prostat
7. Trans aminase :
GOT : Glutamic oxaloacetate trans aminase
GPT : Glutamic piruvic trans aminase
Perkiraan GOT — infark miokard
GPT & GOT tinggi — penyakit hati akut
8. Laktat dehidrogenase (LDH) :
tinggi —- infark miokard (dalam 24 jam)
rendah —- leukimia
9. Isosim LDH :
Pengukuran polo isosim
10. Isositrat dehidrogenase (ICD) :
Untuk diagnosis penyakit hati
11. Kreatin fosfokinase :
Untuk diagnosis gangguan otot rangka dan jantung
12. Seruloplasmin :
tinggi —- sirosis, hepatitis, kehamilan
rendah —- penyakit wilson
Reaksi Enzimatis
Reaksi enzimatis dapat digambarkan sebagai berikut
Reaksi : E + S = ES E + P
E = enzim S = substrat ES = kompleks enzim-substrat P = produk
Mekanisme reaksi enzim-enzim ini dapat digambarkan dengan menggunakan :
1. Model Fischer (model kaku)
2. Model Koschland (model konformasi,model fleksibel)
Model Fischer
Model Koschland
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatis
1. Suhu
- kecepatan reaksi naik jika suhu naik; energi kinetik naik
- Q10 = koefisien temperatur
Ex : Q10 = 2 artinya kecepatan reaksi naik 2x dengan peningkatan suhu 10oC dan
kecepatan menjadi 1/2 dengan penurunan 10oC (pada kontraksi otot
jantung)
2. pH
- umumnya aktivitas Enzim optimum pada pH : 5.0 – 9.0
Reaksi
Enz- + SH+ —– EnzSH —– P + Enz
Pada pH rendah, Enz kehilangan muatan -
Enz- + H+ —– EnzH
Pada pH tinggi, SH mengionisasi
SH+ ——- S + H+
3. Substrat
E
S ——– P
Ditinjau kerja enzim pada substrat tunggal. Kadar substrat dinaikkan,
kecepatan reaksi enzim meningkat bila kadar substrat terus dinaikkan,
pada kadar substrat tertentu dicapai kecepatan reaksi enzim yang
maksimal (Vmaks). Setelah Vmaks dicapai, penambahan substrat tidak lagi
meningkatkan kecepatan reaksi enzim.
Km : konstante michaelis
- Adalah konsentrasi substrat yang mempunyai kecepatan reaksi 1/2 dari V maks
- rumus persamaan Michaelis. Menten
Vmaks (S)
V1 = —————
Km + (S)
A. Jika [S] sangat kecil dibanding Km (titik A). penambahan (S) ke Km
pada bagian penyebut sangat sedikit berubah, karena Vmaks dan Km
konstan, dapat ditulis dengan K
Vmaks (S) Vmaks(S)
V1 = ————— = ————— = K(S)
Km+(S) Km
Sehingga jika (S) sangat kecil untuk menghasilkan Km, kecepatan V1 tergantung
pada (S)
B. Jika [S] jauh lebih besar dari Km. Penambahan Km ke (S) pada penyebut, sangat sedikit berubah. Km dapat dihilangkan.
Vmaks (S) Vmaks(S)
V1 = ————– = ————— = Vmaks
Km+(S) (S)
Jadi kecepatan = Vmaks = maksimal
C. Jika (S) = Km
Vmaks(S) Vmaks(S) Vmaks(S) Vmaks
V1 = ———— = ————- = ———— = ————
Km+(S) (S) + (S) 2(S) 2
Jadi V1 = ½ Vmaks
Penentuan Km dan Vmaks menggunakan bentuk linier dengan persamaan Michaelis-Menten
Vmaks (S)
V1 = ————-
Km + (S)
Dibalik
1 Km + (S)
—– = —————
V1 Vmaks (S)
1 Km 1 (S)
—- = ——— . ——- + ————-
Vi Vmaks (S) Vmaks (S)
1 Km 1 1
—- = ——— . ——- + ———-
Vi Vmaks (S) Vmaks
Persamaan garis lurus
1 Km 1
Y = —— ; a = ———- ; b = ———
Vi Vmaks Vmaks
Km dapat ditentukan dengan :
1. plot line weaver – Burk (grafik )
2. cara Eadie dan Hofster
Vi 1 Vmaks
—- = – Vi . —— + ———
(S) Km Km
Vi Vmaks
Y = ——- , titik potong pada Y = ——–
(S) Km
X = Vi , titik potong pada X = Vmaks
Kemiringan = – 1/Km
4. Inhibitor
Berdasarkan daya kerjanya, maka dibedakan 2 macam inhibitor
a. inhibitor kompetitif
b. inhibitor non kompetitif
a. inhibitor kompetitif atau analog substrat
- mempunyai bentuk molekul yang mirip substrat
- misal : malonat(I) dgn suksinat (S) thd suksinat dehidrogenase
suksinat dpt dihidrolisis menjadi fumarat, malonat tdk dapat.
- terjadi pada daerah katalitik; struktur mirip dengan substrat
- sifat : reversibel
- kerja inhibitor
EnzI (inactive) —— Enz + PEnz
Enz
EnzS (active) —— Enz + P
inhibitor non kompetitif reversibel
- tidak ada persaingan antara S dan I
- menurunkan Vmaks, tetapi tidak mempengaruhi Km
- terbentuk komplek EnzS dan EnzIS
- sifat : irreversibel
EnzI
Enz EnzIS —– Enz + P
EnS
Enz + P
Inhibitor irreversibel
- Racun Enzim seperti : yodoasetamid
Ion logam berat (Ag+, Hg+)
Oxidant dsb
Dapat mengurangi aktivitas Enzim
– tidak terdapat persamaan struktur dengan S, sehingga peningkatan (S) , umumnya
tidak menghilangkan penghambatan ini
Pro enzymes atau zymogen
enzym yang belum aktif (prekursor Enzim)
ex : pro kimo tripsin (245-aminoase residu poli peptida)
pengaktifan pro kimo tripsin menjadi -kimo tripsin melibatkan 3
tempat proteolitik dan pembentukan senyawa antara aktif yaitu -kimo
tripsin
Peran ion logam
Ion logan berperan penting pada struktur dan katalisis protein.
Lebih dari 25 % seluruh Enzim mengikat kuat atau membutuhkan ion logam untuk aktifitasnya.
a. MetalloEnzim dan “Enzim diaktifkan logam”
MetalloEnzim adalah Enzim yang mgd sejumlah ion logam ttt, yang dipertahankan selama proses pemurnian.
“Enzim diaktifkan logam” yi, ENZIM yang tidak mengikat logam dg kuat.
b.Kompleks ternary Enzim-logam-substrat
Terdapat 4 bentuk mineral dalam struktur molekul enzim-substrat:
Enz-S-M M-Enz- S
Jembatan substrat kompleks jembatan-Enzim
M
Enz-M-S S
Enz
Kompleks jembatan kompleks jembatan
logam sederhana logam siklik
Keempat bentuk mungkin untuk Enzim diaktifkan logam. Metalo Enzim tidak mampu membentuk En-S-M
Kompleks jembatan-Enzim (M-Enz-S) :
logam turut berperan mempertahankan konformasi aktif atau membentuk jembatan logam dengan substrat
PENGATURAN AKTIVITAS ENZIM
Pengaturan aktivitas enzim dilakukan melalui beberapa cara
1. Pembentukan proenzim
2. Pengaturan allosterik
3. Inhibisi umpan balik
4. Modifikasi kovalen
TURN OVER ENZIM (pergantian enzim)
Merupakan pergantian yang lama dengan yang baru, jadi berhubungan
dengan sintesis dan degradasi enzim. .Jadi enzim dalam keadaan yang
dinamis, berarti yang lama akan selalu diganti yang baru.
degradasi Enzim melibatkan proses proteolitik yang dikatalisis oleh Enzim lain
kemampuan Enzim untuk degradasi proteolitik tergantung pada
konformasi. Konformasi dipengaruhi oleh : substrat, koEnzim dan ion
logam
Sintesis Enzim ditekan oleh :
Produk akhir : molekul kecil seperti purin or asam amino
Misal : adanya histidin dalam medium Salmonella typhimurium menekan sintesis
semua Enzim yang mengikat biosintesis histidin.
Sebaliknya bila histidin dihilangkan sintesis Enzim normal
Katabolit : senyawa antara dalam rangkaian reaksi yang diikat Enzim katabolik
perubahan pro Enzim menjadi Enzim :
oleh Enzim proteolitik atau ion H+
Mengapa Enzim tertentu di sekresi dalam bentuk tidak aktif ?
• diperlukan tidak setiap waktu (intermitent)
ex : Enzim untuk pembentukan dan pemecahan bekuan darah
pada proses pencernaan : waktu-waktu tertentu dan teratur dapat diprediksi
• melindungi jaringan asal (tempat penyimpanannya) dari autodigesti
sumber
http://brantas1984.wordpress.com/2009/05/02/biokimia-enzim/